KLIK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! .......
www.mediasipratama.blogspot.com
BANTU TUNTASKAN MASALAH KARTU KREDIT / KTA TANPA BANYAK UANG!!!!!!!!!! TANPA TIPUAN!!!!!!!!!! TANPA KEBOGONGAN!!!!!!!!!!!!!!!!!
MURNI............LEGAL........JUJUR..............TERPERCAYA..............DAN BERTANGGUNGJAWAB!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
PERTAMA DAN SATU-SATUNYA DI INDONESIA.....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
TANYAKAN PADA DIRI ANDA.....................
MENGAPA ANDA HARUS BINGUNG DALAM MENGATASI PERMASALAHAN KARTU KREDIT ANDA ???????
Sedangkan banyak orang yang memiliki permasalahan yang sama dengan Anda dapat TERBEBAS dari masalah tersebut setelah mendapatkan Solusi Dahsyat dari Kami
APAKAH ANDA MAU TAHU SOLUSINYA????
"SEKARANG, ANDA Bisa Mendapatkan Solusi Jitu tentang bagaimana cara Mengatasi tagihan Kartu Kredit yang terus membengkak, dalam Sebuah Solusi Yang AMPUH Dan DAHSYAT, Lebih PRAKTIS Dan Lebih MUDAH Dari Yang ANDA Bisa Bayangkan..”
Pernahkah
Anda bisa membayangkan ada konsultan dari suatu badan hukum yang mana
mereka bisa dengan mudah mengatasi semua permasalahan mulai dari kartu
kredit atau kredit tanpa agunan bahkan dalam pelayanan hukum pidana atau
perdata mulai dari :
* Hutang piutang
* Kriminal
* Sengketa Tanah
* Kriminal
* Sengketa Tanah
* Perjanjian
* Perburuhan
* Korupsi
Perlu Anda
ketahui bahwa banyak sekali perusahaan atau jasa konsultan semacam ini
di luar sana, Tetapi apakah mereka dalam mengatasi permasalahan tersebut
melakukannya dengan cara yang LEGAL? bahkan banyak sekali yang MENIPU dan memberikan INFORMASI PALSU!!!!!!!!!!!!!
Maukah Anda menjawab 2 pertanyaan di bawah ini yang BISA membuat Anda terbebas dari semua permasalahan Anda ?
- Bagaimana
jika Kami tawarkan untuk mengabaikan semua tagihan, bunga, cicilan Kartu
kredit/KTA Anda dan memberikan solusi yg dapat membebaskan Anda dari
JERAT HUTANG???
- Bagaimana
jika Kami tawarkan pada Anda, agar semua tagihan(biasa berupa telpon,
intimidasi, ancaman) dari bank/kolektor "DIALIHKAN" kpd KAMI yg akan
memproses hingga selesai, sehingga
Anda bisa nyaman dan bisa bernafas lega???
Apakah Anda mau tahu caranya?
Jika jawaban Anda adalah "Ya" maka tentunya Anda akan mempercayakan pada Kami untuk mengatasi permasalahan tersebut
* Apakah ANDA atau teman/kerabat anda, ada yang kartu kreditnya bermasalah???
*
Apakah ANDA sdh pernah negosiasi dengan pihak BANK penerbit kartu
kredit/KTA tapi gagal atau bahkan ditolak dengan alasan yg
berbelit-belit/tdk jelas?
Apakah anda terbiasa melakukan transaksi GESTUN (GESEK TUNAI) ???????!!!!!!!!!
Apakah anda terbiasa melakukan transaksi GESTUN (GESEK TUNAI) ???????!!!!!!!!!
* Apakah anda merasa sudah bertahun-tahun melakukan pembayaran minimum tiap bulan, tapi tagihan anda tersebut tidak lunas-lunas?
Apakah anda
terbiasa melakukan pembayaran dengan system ROLLING (Tagihan anda
dibayar oleh pihak ke tiga sesuai tagihan, kemudian kartu anda di GESEK
kembali sesuai jumlah yang dibayarkan. Sedangkan anda hanya membayar
surcharge 3 % ) ?????????????
Catatan :
Langkah ini justru menjebak anda dan membawa anda pada "bencana
keuangan". Sadar atau tidak, pinjaman anda bukannya LUNAS........justru
semakin membengkak!!!!!!!!!!
Sudah
(Ratusan bahkan Ribuan) nasabah terjebak dan terlilit utang yang tak
kunjung selesai, bahkan harus jual aset hanya untuk menutupi UTANG KARTU
KREDIT yang tak kunjung LUNAS..........
* Apakah tagihan anda membengkak hingga ratusan juta rupiah, sehingga anda merasa anda tidak sanggup lagi untuk membayarnya?
ATAU …
* Apakah kartu kredit/KTA Anda TIDAK bermasalah, TETAPI ANDA TIDAK ingin menggunakannya lagi???
STOP !!
SEKARANG, KAMI akan berikan SOLUSINYA untuk ANDA!!!……..
Mulai HARI INI, Kami akan bantu masalah Anda secara LEGAL dan sampai TUNTAS
Manfaat dan Keuntungan apa yang bisa Anda dapatkan :
1. Anda akan
merasa AMAN karena dilindungi oleh Lembaga yang BENAR dan BERTANGGUNG
JAWAB karena kepengurusan Kartu Kredit / KTA dilimpahkan pada Kantor
kami
2. Anda tidak akan di Blacklist oleh Bank
3. Anda
Tidak perlu dikejar Rasa Takut atau bersalah jika Tidak membayar Hutang,
Karena seluruh Hutang akan kami selesaikan sampai TUNTAS
4. Dalam
waktu 120 hari kasus Kartu Kredit / KTA anda dijamin akan selesai karena
dalam track record kami tidak pernah ada yang gagal
5.Banyak sekali solusi yang kami tawarkan..........
yang terpenting dan utama, bahwa sistem kerja kami RESMI dan LEGAL.....
6. Klien kami secara formal dan legal, akan mendapat surat RESMI DARI BANK bahwa masalahnya telah selesai
Anda Tidak Perlu Ragu, Khawatir atau Takut untuk mengambil tindakan sekarang juga,
karena Kantor kami adalah PERTAMA dan SATU SATUNYA MEDIATOR PERBANKAN RESMI di Indonesia serta Lembaga yang Terpercaya menangani Hutang Kartu Kredit / KTA secara "LEGAL" .
Hingga kini
Ribuan Keluhan dan Masalah Nasabah yang terlilit Hutang Kartu Kredit /
KTA sudah kami atasi dan sampai saat ini sudah dapat hidup dengan
nyaman. SILAKAN Hubungi Kami SEKARANG JUGA !! dan Kami akan Bantu Anda sampai TUNTAS dan LEGAL!!!
INFO PENTING…..!!!!! (GRATIS
KONSULTASI)
APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA……..
SEGERA HUBUNGI !!!!!!!
APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA……..
SEGERA HUBUNGI !!!!!!!
1. Andy Kurniawan,SH (Managing Direktur Mediasi Pratama)
telp : 0812 3237 8800 / 0857 3311 1988
PIN BB 21567E37
2. Putri (Manager Operasional) telp. 031-9144 8788
PIN BB 2768F206
3. Jeanne : 031-9260 9930
PIN BB 2256FF97
INGATTT!!!!!!!!!!
JANGAN PERCAYA TERHADAP :
JANGAN PERCAYA TERHADAP :
1. Janji diskon antara 70 s/d 90 % (JELAS-JELAS PENIPUAN!!!!!!! Bank tidak pernah ada program tersebut!!!!!!!!!)
2. Janji PEMUTIHAN (JELAS-JELAS PENIPUAN!!!!!!! Bank tidak pernah ada program tersebut!!!!!!!!!)
3. Janji Proses LEGAL
4. AWAS janji “OKNUM PENGACARA” yang mampu menyelesaikan kartu kredit anda.
5. Janji bebas black List Bank Indonesia
6. Debt Colector yang meneror (Jangan pernah takut dengan Debt Colector)
7. Informasi kalau kartu kredit di asuransikan (Ini informasi penipuan dan palsu!!!!)
8.Hati2 Terhadap penawaran iklan jasa penyelesaian kartu kredit lewat SMS atau Media cetak!!!!!! (pelajari terlebih dahulu dan cari pendapat dari kantor lain sebelum anda kerjasama dengan jasa tersebut)
BANYAK SEKALI INFORMASI PALSU DAN MENIPU……………..!!!!!!!!
SEGERA KONSULTASIKAN MASALAH ANDA KEPADA KAMI!!!!!!!!
GRATIISSSSS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
MEDIASI PRATAMA
WEB : http://www.mediasipratama.blogspot.com
Telp / fax : 031- 849 3040
Kompleks Ruko Surya Inti Permata Blok F 6-7 lantai 3
Jl. Jemur Andayani Kav 50, Surabaya.
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit
acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah
melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana
pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya
menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah
Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit
acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah
melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana
pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya
menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah
Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja
pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu
kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek
kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah
Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit
acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah
melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana
pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya
menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah
Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit
acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah
melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana
pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya
menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah
Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit
acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah
melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana
pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya
menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah
Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit
acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah
melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana
pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya
menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah
Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
Popular Posts
-
contoh keluhan nasabah : dikutip dari detik.com (04/07/2011) Jakarta - Sekian waktu yang lalu saya pernah memperoleh kartu Mega Vi...
-
Anda pasti sering mendengar debt collector kartu kredit. Apabila anda terpaksa harus berhadapan dengan debt collector kartu kredit, ada...
-
BERIKUT CONTOHNYA.......(dikutip dari risiko kartu kredit.com) 1. BII Menghindari Tanggung Jawab Sebagai nasabah Bank Internasional In...
-
Bagi para pengguna kartu kredit, berita ini mungkin bisa menjadi kabar buruk maupun kabar baik bagi anda. Kenapa kami bilang demikian? Menur...
-
INFO PENTING!!!!!!!!!!!!! APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA....
-
contoh keluhan nasabah : dikutip dari detik.com (03/06/2011) Jakarta - Pada hari Rabu, 18 Mei 2011 lalu, saya kehilangan dompet besert...
-
Mungkin ini yang kita perlukan untuk mengatasi 'rumitnya' masalah keuangan. Di bawah ini solusi kartu kredit bermasalah yang se...
-
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyayangkan maraknya penyalahgunaan data nasabah kartu kredit. Menurut YLKI, isi aplikasi kontr...
-
JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR Achsanul Qosasi mengatakan bank tidak boleh serta merta mengalihkan kredit macet terhadap pihak lain apalag...
-
Kami adalah Mediasi Pratama.Untuk Informasi dan Konsultasi Permasalahan Kartu Kredit Anda Sebelum Anda lebih jauh membaca semua tulisan y...
Siapa aja mereka?????
gampang kok mengetahuinya, LIHAT aja Iklan-iklannya di Media Masa atau via SMS!!!!!!!! saya udah beberapa kali ngetes mereka koq.
cara kerja dan sistemnya benar-benar ngawur dan tidak sesuai peraturan perbankan di Indonesia!!!!!!
ini nich kejanggalannya:
1. Nasabah TIDAK BAYAR SAMA SEKALI!!!
siapa yang bayarin????terus kerjanya mereka apa????
kalaupun seperti itu, kita sendiri juga bisa ngelakuin nya.
2. PEMUTIHAN
masak ada bank yang menganggap LUNAS hutang nasabahnya pada hal nasabahnya tidak ada pembayaran???? bank kan juga bisnis bos?????
3. Kartu kredit di Asuransikan.
kalau diasuransikan itu juga bohong!!!!! kalaupun ada program asuransi itu namanya credit sield yang preminya di bebankan ke nasabah tidak lebih dari 1 % tiap bulannya. itu pun hanya mengcover kalau nasabahnya MENINGGAL DUNIA.
nah kalau Nasabahnya MACET/ gagal bayar atau SENGAJA di MACETKAN???? mana ada asuransi yang meng cover tagihannya?????? ASURANSIKAN juga BISNIS om/tante???????
AYOOOO siapa yang mau ditipu?????
namun jangan kawatir, masih ada koq kantor jasa yang jujur, transparan dan benar-benar menolong nasabah yang kesulitan.bahkan kita konsultasi aja gratis lho....
penjelasannya jelas,detail,transparan dan sesuai mekanisme dan peraturan perbankan. teamnya juga baik,jujur,profesional dan bertanggung jawab. bahkan team leadernya pun eks pegawai perbankan yang sudah lama menjadi bankir, yang membuat team ini semakin dapat dipercaya. nama kantornya MEDIASI PRATAMA yang beralamat di Ruko Surya Inti Permata Blok F 6-7 lantai 3 jalan jemur andayani kav 50 surabaya.
Ini bukan promosi lho.....namun saya coba mereferensikan. karena saya sudah membuktikan cara kerja dan sistemnya sangat berbeda dengan yang lain.
bahkan kalau anda masih ragu......hubungi aja langsung managing direkturnya pak ANDY (0812 3237 8800 / PIN bb 21567E37) orang nya baik dan bersahabat. dia eks pegawai perbankan dan lulusan Fakultas Hukum UBAYA. GRATIS Koq konsultasi pada dia.....
buat pak andy, maaf ya udah share nomor hp nya.......
pokoknya kalau lagi bermasalah dengan kartu kredit MEDIASI PRATAMA dech SOLUSINYA......kalau yang lain tanggung sendiri ya resikonya.......
Sistem GESTUN atau Rolling seringkali dijadikan andalan, padahal sistem itu justru penyebab bencana keuangan keluarga dan penyebab kredit macet. ujung-ujungnya kemudian memakai jasa PENGACARA. sayang nya hampir semua jasa penyelesaian kartu kredit TIDAK BERES dan hanya memanfaatkan kelemahan kita. di SURABAYA sudah ribuan orang terjebak jasa penyelesaian kartu kredit tidak bertanggung jawab!!!!!
Namun tidak semua jasa semacam itu, salah satu jasa yang masih bisa dipertanggung jawabkan adalah KANTOR MEDIASI PRATAMA. teamnya bagus,baik,jujur, profesional dan bertanggung jawab.
saya bisa menyampaikan ini karena saya sudah menggunakan jasa mereka, puji TUHAN hutang kartu kredit saya sudah selesai semua. ada yang di tinjau ulang (reschedule) dengan STOP BUNGA dan ada yang pelunasan diskon rata-rata 50%.
beberapa teman dan saudara juga saya referensikan untuk menggunakan jasa mediasi pratama, PUJI TUHAN kartu kredit mereka akhirnya selesai juga pelunasannya.
Terimakasih team mediasi, semoga selalu membantu masyarakat yang membutuhkan.
BUAT masyarakat yang sedang terlilit utang, saya sarankan untuk memakai jasa MEDIASI PRATAMA aja.................
kalau memang lagi ada masalah dan butuh bantuan team mediasi, saran saya pelajari betul-betul kantor jasa tersebut.yang pasti jangan hubungin kantor-kantor yang alamatnya saya sebutin diatas, dan jangan hubungin yang iklan dikoran-koran. informasinya palsu dan menghasut.masa ada iklan yang nyuruh jangan bayar sama sekali, pemutihan, bahkan diskon sampai 90% atau setidak-tidaknya 70%??????
masuk akal ga sich?????
sebagai referensi, saran saya hanya ada satu kantor yang pantas dipercaya yakni KANTOR MEDIASI PRATAMA.teamnya profesional,jujur,bertanggung jawab dan bener-bener ahli dalam bidang perbankan dan negosiasi.
saya sudah membuktikan kok...........
kalau mau bener-bener diselesaikan dan aman.....Hubungi aja Kantor MEDIASI PRATAMA.(saya jamin dech, masalah anda ditangani secara profesional dan bertanggung jawab).
kalau yang lain????? TANGGUNG SENDIRI DECH AKIBATNYA ya..........